Dalam konteks tujuan mempelajari akidah Islam, pengertian akidah dapat dijelaskan sebagai dasar keyakinan yang mengikat hati nurani. H. Masan, dalam buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak, menjelaskan bahwa akidah berasal dari bahasa Arab aqada-ya’qudu-aqidatan yang secara harfiah berarti mengikat atau mengadakan perjanjian. Ini menandakan bahwa akidah adalah sesuatu yang menjiwai hati dan memandu perilaku seseorang.
Dalam perspektif yang lebih teknis, tujuan mempelajari akidah Islam merujuk pada pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim. Dengan demikian, pengertian akidah Islam merupakan landasan keyakinan yang harus disandarkan pada dalil-dalil naqli dan aqli. Ini menegaskan bahwa kepercayaan ini tidak hanya bersifat spekulatif, tetapi berdasarkan penjelasan ilmiah dan teologis.
Mengutip pendapat Taofik Yusmansyah dari buku Aqidah Akhlaq, rukun iman adalah pilar utama dalam akidah Islam. Iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, serta qada dan qadar-Nya merupakan inti dari akidah yang diyakini oleh umat Islam. Dengan memahami rukun iman ini, umat Muslim dapat membangun pondasi keimanan yang kokoh. Itu adalah tujuan mempelajari akidah Islam.
Dasar-dasar akidah Islam sendiri merujuk pada Al-Qur’an dan hadits. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT banyak menyampaikan pokok-pokok akidah, termasuk nama-nama dan sifat-sifat yang dimiliki-Nya, malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga, neraka, dan hal-hal lain yang relevan. Dengan demikian, Al-Qur’an menjadi sumber utama bagi pemahaman akidah yang benar dalam Islam, tujuan mempelajari akidah Islam memberikan petunjuk yang jelas mengenai landasan kepercayaan yang harus dipegang teguh.
Sebagaimana disampaikan dalam surah Al Baqarah ayat 285, Allah SWT menekankan pentingnya memperkuat akidah dengan firman-Nya. Ayat tersebut menggarisbawahi betapa pentingnya menjaga keimanan sebagai landasan utama dalam perjalanan spiritual seseorang. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran akidah yang benar, umat Islam dapat mengokohkan hubungan spiritual mereka dengan Allah SWT dan meningkatkan kesadaran akan kebenaran agama yang mereka anut.
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ ٢٨٥
Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tidak ada ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan hendaklah engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan buruk.” (HR Muslim)
Dalam uraiannya, H. Masan menegaskan pentingnya Al-Qur’an dan hadits sebagai fondasi utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam. Kedua sumber tersebut menjadi pilar kekuatan spiritual bagi umat Islam, memberikan arah dan pedoman yang kokoh. Dengan memperkuat pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadits, umat muslim dapat terhindar dari penyesatan dan kesesatan spiritual yang mengancam keimanan mereka. Hal ini menggarisbawahi betapa krusialnya tujuan mempelajari akidah Islam dalam membangun dasar keagamaan yang kokoh dan benar.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunah Rasulullah.” (HR Al Hakim)
Mempelajari akidah Islam memiliki tujuan yang penting untuk mengokohkan keyakinan keagamaan. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk memperkuat dasar ketuhanan yang sudah tertanam sejak awal kehidupan. Dengan memahami akidah secara mendalam, umat muslim dapat terhindar dari kecenderungan menuju kemusyrikan yang dapat mengganggu kesucian keimanan.
Selain itu, mempelajari akidah juga bertujuan untuk melindungi individu dari pengaruh-pengaruh akal pikiran yang dapat menyesatkan. Dengan memahami landasan keagamaan dengan benar, umat Islam dapat menemukan kedamaian batin dan menghindari keraguan yang dapat merusak keyakinan.
Pentingnya memahami akidah Islam sebagai pedoman hidup juga disoroti oleh Wahyuddin dan rekan-rekannya dalam buku Pendidikan Agama Islam. Mereka menjelaskan bahwa akidah, syariah, dan akhlak merupakan elemen-elemen yang saling terkait erat. Seperti akar yang menguatkan pohon, akidah menjadi landasan kokoh bagi umat Islam, sedangkan syariah dan akhlak merupakan buah-buah yang tumbuh subur dari kekuatan akidah tersebut.
Dengan demikian, pemahaman mendalam mengenai akidah Islam merupakan landasan penting dalam kehidupan umat muslim untuk mencapai keimanan yang kokoh dan memandu perilaku yang sesuai dengan ajaran agama. Hal ini membuktikan betapa pentingnya “tujuan mempelajari akidah Islam” dalam membangun keselarasan antara keyakinan, peraturan, dan perilaku.
Tujuan Mempelajari Akidah Islam
Orang Islam yang tidak memiliki landasan akidah cenderung menghadapi tantangan besar dalam memahami esensi agama mereka. Tanpa pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip akidah, seseorang mungkin mengalami keraguan, kebingungan, atau bahkan kecenderungan untuk menyimpang dari ajaran agama yang sebenarnya. Kehidupan tanpa akidah yang kokoh dapat mengakibatkan seseorang menjadi rentan terhadap keraguan yang mendalam, perasaan kekosongan spiritual, dan ketidakpastian dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Selain itu, kurangnya pemahaman tentang akidah Islam juga dapat membuat individu lebih rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal yang mungkin merusak keyakinan dan nilai-nilai agama. Hal ini dapat memicu kesalahpahaman, penafsiran yang keliru, atau bahkan penyalahgunaan ajaran agama yang dapat merusak persepsi seseorang tentang Islam.
Secara keseluruhan, ketiadaan akidah yang kokoh dapat menghambat seseorang untuk mengalami kedamaian spiritual dan kestabilan emosional. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu Muslim untuk memahami dan memperkuat akidah mereka agar dapat menghadapi tantangan hidup dengan keyakinan yang teguh dan kebijaksanaan yang mendalam. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang akidah Islam dapat memberikan fondasi yang kokoh bagi kehidupan spiritual dan moral seorang Muslim.