AtTiin Nabila Tour Jepara Professional dan Berpengalaman Lebih dari 13 Tahun Melayani Tamu Allah dalam Perjalanan Umroh dan Haji Khusus. Izin Kemenag Nomor 1019 Th 2019.

Kisah Menarik Asal Mula Melempar Jumrah dan Maknanya

5 min read

Asal Mula Melempar Jumrah

Asal Mula Melempar Jumrah – Melempar Jumrah adalah salah satu ritual penting dalam ibadah Haji yang dilakukan oleh jutaan umat Muslim setiap tahunnya. Namun, tahukah Anda asal mula dari tradisi melempar Jumrah ini? Berikut ini kami akan menjelaskan sejarah dan makna di balik ritual melempar Jumrah.

Pertama-tama, kami akan membahas asal mula melempar Jumrah. Menurut sejarah, tradisi ini bermula dari Nabi Ibrahim a.s. ketika sedang menunaikan perintah Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail. Satu-satunya jalan untuk menghindari melanggar perintah Allah SWT dan menyelamatkan nyawa Ismail adalah dengan melempar batu ke tiga setan yang mengganggu mereka. Sejak saat itu, umat Muslim melaksanakan ritual melempar Jumrah untuk mengenang peristiwa penting ini.

Makna dan Simbolisme Melempar Jumrah

Menurut sejarah, asal mula melempar Jumrah pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim A.S. Setan berusaha untuk mengganggu Nabi Ibrahim saat ia menjalankan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail A.S. Namun, Nabi Ibrahim selalu mengusir setan tersebut dengan melempar batu di tiga jumrah (dinding batu) yang disebut Jumrah Ula, Jumrah Wusta, dan Jumrah Aqabah.

Simbolisme dari melempar jumrah adalah mengalahkan setan dan melawan godaan yang datang dalam berbagai bentuk. Melalui melempar batu pada Jumrah, umat Muslim diminta untuk mengalahkan hawa nafsu dan menjaga jarak dari segala bentuk godaan dan dosa.

“Melempar jumrah adalah sebuah refleksi dari tekad umat Islam untuk mengalahkan segala godaan dan dosa,”

Menilik simbolisme dan makna dari ritual melempar jumrah, kita bisa memperoleh pelajaran berharga dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, melempar jumrah juga merupakan perintah Allah yang harus dijalankan oleh setiap Muslim yang melaksanakan ibadah haji.

Asal Mula Melempar Jumrah dalam Ibadah Haji

Melempar Jumrah adalah salah satu ritual penting dalam perjalanan Haji. Ritual ini dilakukan sebagai tanda penghormatan dan menghadapi godaan setan saat menjalankan ibadah. Kebiasaan ini juga memiliki latar belakang sejarah yang kaya, yang diperkirakan telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Haji terakhirnya.

Ritual melempar Jumrah dilakukan pada hari ke-10, 11, dan 12 dari bulan Dzulhijjah. Saat itu, jamaah Haji akan pergi ke Mina, di sebelah timur Mekah, untuk melempar tiga patung yang masing-masing disebut Jumrah. Patung-patung ini memiliki makna simbolis sebagai representasi dari iblis yang mencoba menggoda Nabi Ibrahim saat ia berada di padang Arafah.

Buka Juga: Instagram Travel Umroh Jepara

Menurut sejarah, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan putranya dalam sebuah pengorbanan. Namun, ketika Ibrahim bersiap untuk melaksanakan perintah tersebut, Allah menggantinya dengan seekor hewan ternak. Jumrah simbolis ini melambangkan tiga tempat di mana iblis mencoba untuk menggoda Nabi Ibrahim agar tidak menaati perintah Tuhan. Dengan melempar batu pada Jumrah, jamaah Haji menunjukkan kesetiaan mereka pada Allah dan menolak mengikuti godaan setan.

“Melempar Jumrah melambangkan spirit perjuangan dan ketabahan dalam menghadapi godaan setan. Ritual ini juga menekankan pentingnya untuk tetap setia pada perintah Allah SWT dan meresponsnya dengan tindakan yang tepat.”

Tata cara melempar Jumrah dapat berbeda-beda, tergantung pada mazhab dan pandangan hukum Islam yang diikuti oleh jamaah Haji. Namun, secara umum, para jamaah akan mengambil tujuh batu kecil dan melemparkannya pada masing-masing Jumrah, dimulai dari yang paling dekat dan berakhir dengan yang paling jauh. Setelah itu, mereka akan berdoa dan kembali ke tempat penginapan mereka.

Asal mula melempar Jumrah memberikan kesempatan bagi jamaah Haji untuk menunjukkan ketekunan dan kesetiaan mereka pada agama dan Tuhan mereka. Ini juga adalah bagian penting dari perjalanan Haji yang memperkuat ikatan spiritual antara jamaah, serta keterikatan mereka pada sejarah agama Islam.

Hukum Melempar Jumrah menurut Agama Islam

Melempar jumrah merupakan salah satu ritual penting dalam ibadah haji. Sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya, melempar jumrah merupakan bentuk penghormatan dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Berdasarkan ajaran Islam, melempar jumrah juga mempunyai hukum yang harus dipatuhi oleh para jemaah haji.

Hukum melempar jumrah adalah sunnah muakkadah, yaitu suatu perbuatan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Hukum ini diambil dari tindakan Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan bagaimana cara melaksanakan ibadah haji dengan sempurna.

Oleh karena itu, sangat penting bagi para jemaah haji untuk melaksanakan ritual melempar jumrah dengan benar dan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh agama Islam. Hal ini dilakukan sebagai wujud penghormatan dan pengabdian kepada Allah SWT serta untuk memperoleh pahala dan keberkahan dalam ibadah haji.

Dalam menjalankan hukum melempar jumrah, jemaah haji harus memastikan bahwa mereka tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama Islam. Mereka harus menjaga kesucian dan kebersihan saat menjalankan ritual ini serta selalu memperhatikan keselamatan diri dan orang lain di sekitar.

Dalam tata cara melempar jumrah, jemaah haji harus mengambil tujuh butir batu kerikil yang bernama jumrah dari Mina dan melemparkannya ke tiga buah tiang yang disebut jamarat. Ini dilakukan untuk menghindari perbuatan syirik, yaitu menyembah benda mati. Setelah itu, jemaah haji dianjurkan untuk melakukan doa dan dzikir kepada Allah SWT sambil berdiri atau duduk.

Baca Juga: Umrah Karena Nazar? Ini 3 Penjelasannya

Kesimpulannya, hukum melempar jumrah sangat penting bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji. Ritual ini harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh agama Islam. Jemaah haji harus memperhatikan aturan-aturan dan menjaga kesucian serta keselamatan diri dan orang lain. Dengan melaksanakan ritual melempar jumrah dengan baik, maka para jemaah haji akan memperoleh pahala dan keberkahan dalam ibadah haji mereka.

Teknik dan Cara Melempar Jumrah yang Benar

Melempar Jumrah menurut asal mula melempar Jumrah merupakan sebuah ritual penting yang harus dilakukan oleh setiap jamaah haji. Untuk melakukan ritual ini secara benar dan tepat, berikut adalah teknik dan cara melempar Jumrah yang benar:

Teknik Melempar Jumrah

Teknik melempar Jumrah meliputi cara mengambil batu dan cara melemparnya. Pertama, ambillah batu dari kantong Jumrah dengan menggunakan tangan kanan. Kemudian, ujung jari tangan kanan harus menyentuh batu saat melemparnya.

Ketika melempar, pastikan batu dilempar dengan kuat dan tepat ke arah Jumrah. Usahakan batu mengenai bagian Jumrah yang besar, dan tidak terlalu tinggi untuk menghindari mengenai orang lain.

Tata Cara Melempar Jumrah

Sebelum melempar Jumrah, jamaah haji harus berdiri di dekat dinding atau tiang yang terdapat di dekat Jumrah. Kemudian, angkatlah tangan kanan dan baca doa yang dianjurkan.

Allahu Akbar

Setelah membaca doa, lemparkanlah batu dengan tangan kanan ke arah Jumrah yang pertama. Kemudian berjalanlah sedikit ke kanan untuk melempar Jumrah yang kedua, dan seterusnya hingga selesai.

Setelah selesai melempar, jamaah haji dapat kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.

Doa saat Melempar Jumrah

Saat melempar jumrah, sebagian besar jamaah akan membaca doa yang diajarkan pada Nabi Muhammad SAW. Doa asal mula melempar Jumrah ini memiliki arti dan makna yang sangat dalam, sehingga sangat penting bagi jamaah untuk memahami dan menghafalnya sebelum melakukan ritual ini.

Bismillahi Allahu Akbar

Wajjahatu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal-ardha haniifan musliman wa maa ana minal-musyrikin, Allahumma innii uridu an atawwajjaha ilaa Baitikal-Haraami, kamaa amart (wa yu’laam) (wa yu’laam), bil-Jibtii wal-Ramli, Allahumma fashhad (fa innahu laa yandluqu haadzaal-jamaarii illaa bi-idznillah),

Allahummahdii wa sadaqqii wa jami’naa bihudaa wa tawfiq wal-istiqomah, allaahu akbar, allaahu akbar, allaahu akbar.

La ilaha illallahu wallahu akbar, la ilaha illallahu wallahu akbar, wa lillahil-hamd.

Doa ini berarti “Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus, memeluk agama Islam, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik. Ya Allah, aku bermaksud menghadapkan wajahku ke Baitullah dengan mengikuti sunnah Rasul-Mu dalam melempar jumrah ini dengan batu Jibt dan Ramli. Ya Allah, saksikanlah bahwa aku telah sampai di sini, dan tidak dapat melempar batu ini kecuali atas izin-Mu.”

Cari tahu paket haji plus dan badal haji di umrohjepara.com!

Setelah membaca doa ini, jamaah melempar tujuh batu ke tiga tiang jumrah secara berturut-turut sambil mengucapkan takbir pada setiap lemparan.

Tradisi Melempar Jumrah di Masa Kini

Tradisi asal mula melempar Jumrah, meskipun telah berlangsung selama berabad-abad, tetap menjadi bagian integral dari ibadah Haji. Namun, seperti banyak tradisi agama lainnya, melempar Jumrah juga mengalami perubahan dalam konteks modern.

Dalam dekade terakhir, pemerintah Saudi Arabia telah melakukan sejumlah perubahan pada ritual melempar Jumrah. Salah satu perubahan terbesar adalah pengenalan Jembatan Jumrah yang lebih besar dan modern, yang memungkinkan jutaan jamaah Haji melempar Jumrah dengan lebih mudah dan aman.

“Perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan jamaah Haji telah menjadi tantangan bagi pemerintah Saudi Arabia dalam upaya memberikan pengalaman ibadah yang lebih baik bagi jamaah Haji,” kata seorang pejabat Kementerian Haji Saudi.

Selain itu, beberapa negara Muslim juga telah mengadopsi teknologi modern untuk memudahkan jamaah Haji dalam melempar Jumrah. Beberapa aplikasi mobile, misalnya, memungkinkan jamaah Haji untuk mengatur jadwal ibadah, mengetahui lokasi Jumrah yang akan dilempar, dan melacak waktu yang tersisa untuk menyelesaikan ritual. Namun, pemerintah Saudi Arabia telah menegaskan bahwa penggunaan teknologi harus tetap diawasi dan disetujui terlebih dahulu oleh otoritas yang berwenang.

Secara keseluruhan, meskipun terdapat beberapa perubahan tertentu, tradisi asal mula melempar Jumrah tetap menjadi bagian penting dan tidak dapat dipisahkan dari ibadah Haji. Para jamaah Haji dari seluruh dunia harus memahami makna dan tujuan dari ritual ini serta menjalankannya dengan cara yang benar dan benar-benar menghargainya.

Kesimpulan Asal Mula Melempar Jumrah

Melempar Jumrah adalah ritual penting dalam perjalanan Haji yang memiliki makna dan sejarah yang kaya. Dalam artikel ini, kita telah mengeksplorasi asal mula dan makna dari melempar Jumrah, serta tata cara dan teknik yang benar untuk melaksanakan ritual ini.

Kita juga membahas hukum melempar Jumrah menurut ajaran Islam dan pentingnya melaksanakan ritual ini dengan baik. Doa yang dibacakan selama melempar Jumrah memiliki makna dan simbolisme yang dalam dan membantu memperdalam pengalaman spiritual saat menjalankan Haji.

Tradisi asal mula melempar Jumrah telah mengalami beberapa perubahan di masa kini, tetapi makna dan pentingnya tetap tidak berubah. Dalam melaksanakan ritual ini, penting untuk menghormati sejarah dan maknanya serta melakukannya dengan hati yang bersih dan tulus.

Makna Sebenarnya dari asal mula melempar Jumrah

Dalam menjalankan Haji, kita harus selalu diingatkan bahwa tujuan utama adalah untuk meningkatkan spiritualitas dan kesadaran kita akan kebesaran Allah. Melempar Jumrah bukanlah sekadar tindakan fisik semata, tetapi ritual ini memiliki makna yang melampaui pemahaman kita sebagai manusia biasa.

Jadi, saat menjalankan ritual ini, kita harus menghargai makna sebenarnya dari asal mula melempar Jumrah. Kita harus melakukannya dengan penuh kesadaran dan pengertian agar bisa memperoleh manfaat dan pelajaran yang dapat membantu kita dalam meningkatkan spiritualitas kita sebagai manusia.

AtTiin Nabila Tour Jepara Professional dan Berpengalaman Lebih dari 13 Tahun Melayani Tamu Allah dalam Perjalanan Umroh dan Haji Khusus. Izin Kemenag Nomor 1019 Th 2019.